Kisah Pelayaran Chengho di Nusantara Ada di Indonesian Islamic Art Museum

Indonesian Islamic Art Museum - Indonesian Islamic Art Museum merupakan museum islam pertama di Indonesia yang berlokasi di Wisata Bahari Lamongan,  Jl Raya Paciran Ex.  Tanjung Kodok,  Paciran,  Lamongan. Museum yang baru dibuka tanggal 28 Desember 2016 ini memiliki koleksi benda-benda bersejarah terlengkap dimulai dari peninggalan kerajaan islam di Indonesia hingga luar negeri.

Touring di Indonesian Islamic Art Museum akan dipandu oleh para story teller handal yang akan menjelaskan secara gamblang tentang benda-benda bersejarah hingga kisah para pembaharu Islam,  seperti Laksama Chengho.
Pengunjung berfoto di replika kapal Cheng Ho Indonesian Islamic Art Museum
Ketika kita masuk ke zona diorama indonesian Islamic Art Museum,  kita akan melihat dan merasakan suasana kampung China Islam. Di zona tersebut kita bisa melihat berbagai replika peradaban Islam China,  seperti Toko Klontong,  pasar tradisional,  masjid dan kapal Chengho. Nah,  biasanya para story teller museum akan menjelaskan tentang kisah pelayaran Laksamana Chengho di Nusantara.

Laksamana Cheng Ho, seorang Muslim yang saleh telah banyak mengadakan kegitan agama Islam baik di negerinya sendiri maupun orang lain selama dalam perjalanan mengemban misi perdamaian dan persahabatan. Pada tahun 1405-1433 telah tujuh kali Cheng Ho berlayar ke Indonesia dalam misi persahabatan, agar dapat dikembangakan untuk persatuan bangsa yang makmur adil, serta adil yang makmur.

Di samping itu, kedatangan armada Cheng Ho ke daerah-daerah di Nusantara yang disinggahi telah memberikan kemajuan dalam berbagai bidang seperti, bercocok tanam, alat bajak dari besi, berternak, berdagang, seni ukir, seni bangunan/arsitertur, dan seni budaya lainnya. Bahkan jangan dilupakan bahwa sampai sekarang pun yang memanfaatkan hasil ilmu pengetahuan dari Tiongkok untuk meningkatkan kesejarteraan bangssa, seperti tahu, taucho, taoge, kembang tahu, mie, bihun, kuetiau, kecap, ragi, bakpao, baso, bakpia, capcay, proses fermantasi, kertas, tenun, kain sutra, keramik, porselen, guci dari tanah, kembang api, mercon, dan lain-lain.
Pengunjung berfoto di replika masjid Cheng Ho di Indonesian Islamic Art Museum
Sementara itu,  Indonesian Islamic Art Museum memiliki tiga zona utama yaitu zona Audio visual room yang menyajikan film animasi "The Glorious of Islam", zona galery koleksi yang menyimpan benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan Ottoman Turki,  Mughal India, dinasti China dan berbagai kesultan Islam di Indonesia.  Ada pula zona diorama yang menyediakan banyak area photo spot bagi pengunjung. 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kisah Pelayaran Chengho di Nusantara Ada di Indonesian Islamic Art Museum"

Posting Komentar