Indonesian Islamic Art Museum - Diantara beragam seni yang
berkembang pada era kejayaan Islam, tekstil menempati posisi yang amat penting
dalam peradaban masyarakat di seluruh dunia, termasuk bagi kaum muslim. Maka
dari itu, tidak heran jika industri tekstil berkembang hampir di seluruh negeri
Islam. Saat itu tekstil hadir dalam beragam bentuk, seperti pada perabotan
rumah tangga, pakaian dan lain sebagainya.
Di Indonesian Islamic Art Museum (Museum
Islam Indonesia) terdapat berbagai macam tekstil, seperti Indian Tekstil,
Centran Asian Tekstil, Khasmir Shawl, dan Iranian Tekstil. Nah berikut penjelasan
dari keempat jenis tekstil dalam peradaban Islam tersebut.
Indian Tekstil
Tekstil India |
Orang-orang telah lama
memproduksi beraneka ragam tekstil di seluruh wilayah India setidaknya dari
laut Arythrarean. India memiliki sejarah panjang dan terhormat dalam tekstil, dimana
kekaisaran Mughal (1526-1757) mewarisi industri
tekstil yang sangat berkembang dan lebih jauh berkembang ketika Jalaludin Akbar
menjadi sultan kerajaan. Yang mana kaisar Akbar mendirikan pabrik tekstil di
Fatehur Sikri, Agra, Lahore dan Ahmedabad.
Kashmir Shawls
Tekstil Khasmir Shawls |
Pada sekitar abad ke-16 sampai
pertengahan abad ke-18, kerajinan membuat syal dan selendang wol berkembang
menjadi suatu bentuk seni yang indah di Khasmir. Kualitas selendang Khasmir
terbaik terbuat dari bulu halus yang disebut dengan Pashm atau Pashmina, yang
berasal dari spesies kambing gunung Asia. Lalu, anyaman atau bordir pada jahitan selendang Khasmir ini memiliki design
yang unik dan berukiran rumit.
Tekstile Iran
Tekstile Iran |
Industri tekstil Iran berkembang
pesat pada sekitar abad ke-16 dan mencapai puncak ketika masa pemerintahan
Safawi. Namun pada masa pemerintahan raja Shah Tahmasp (152-76) didirikan
lokakarya dan serikat kerajaan untuk menggantikan tekstil. Lalu pada masa
pemerintahan Qajar, produksi tekstil Iran mengalami periode pemulihan. Kemudian
kota-kota seperti Qum, Savah, Kashan, Khorasan, Mashdad, Yazad, Rescht dan
Kerman berkembang menjadi produsen tekstil yang menghususkan diri dalam
pemawrna, sutra, wol tenun, bordir atau katun cetak.
Textile Asia Tengah
Textile Asia Tengah |
Perkembangan perdagangan
memunculkan pemukiman, perkotaan, yang mencapai puncak pembangunan budaya
antara pertengahan abad ke-14 dan akhir
abad ke-16, di bawah kekaisaran Timurid. Kaisar Timurid kemudian membawa para
pengrajin terampil untuk kota-kota seperti Bukhara, Samarkhan, dam Heart untuk
memproduksi tekstil indah dan beragam di bawah asosiasi profesi.
Selain memiliki berbagai tekstil,
Indonesian Islamic Art Museum juga menyimpang berbagai panjang dengan batik
tulis kaligrafi dari berbagai kerajaan Islam, seperti kerajaan Samudra Pasai.
Kain panjang berkaligrafi tersebut tidak untuk dipakai, tetapi digunakan
sebagai dekorasi ketika upacara pernikahan.
Indonesian Islamic Art merupakan
museum Islam pertama di Indonesia yang
terletak di Wisata Bahari Lamongan. Harga tiket masuk dari museum ini adalah 25.000
ketika Weekday dan 30.000 ketika weekend.
Belum ada tanggapan untuk "Indonesian Islamic Suguhkan Tekstil di Era Keemasan Islam "
Posting Komentar